1.Apt. FITRIA HANDAYANI, S. FARM.
PELAYANAN
KEFARMASIAN
2.
3.SUPPOSITORIA / SUPOSITORIA
4.Tujuan pembelajaran
Menjelaskan definisi supositoria
Menjelaskan jenis supositoria
Memahami keuntungan dan kerugian supositoria
Menjelaskan tujuan penggunaan supositoria
Menguraikan kompononen supositoria
Menguraikan penggolongan bahan dasar supositoria
Menjelaskan metode pembuatan supositoria
Memahami pengemasan supositoria
5.SUPOSITORIA menurut F.I ed. IV
Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk.
Diberikan melalui rektal, vagina atau urethra
Meleleh, melunak atau melarut dalam tubuh
Pelindung jaringan setempat, pembawa zat terapeutik, bersifat lokal dan sistemik
7.Rektal supositoria
Bentuk peluru
Digunakan lewat rektal/anus
Berat kurang lebih 2 gram
8.Vaginal supositoria (ovula)
Bentuk bola lonjong seperti kerucut
Digunakan lewat vagina
Berat kurang lebih 5 gram
9.VAGINAL SUPOSITORIA (OVULA)
Supositoria kempa / supositoria sisipan : supositoria vaginal yang dibuat dengan cara mengempa masa serbuk menjadi bentuk yang sesuai/pengkapsulan dalam gelatin lunak
10.URETHRAL SUPOSITORIA (bacilla, bougies)
Bentuk batang panjang
Digunakan lewat urethra
Ukuran 7 cm – 14 cm
11.Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
Dapat menghindari terjadinya kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam lambung
Obat dapat langsung masuk dalam saluran darah sehingga dapat berefek lebih cepat
Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar
Keuntungan supositoria
Keuntungan penggunaan supositoria dibanding sediaan peroral :
12.TUJUAN PENGGUNAAN OBAT BENTUK SUPOSITORIA
Supositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rectum, vaginal maupun urethra. Contoh : penyakit wasir / ambeien dan infeksi lainnya.
Secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membran mukosa dalam rectum.
Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah muntah dan tidak sadar.
Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat karena obat di absorpsi melalui mukosa rektal, sehingga langsung masuk dalam sirkulasi darah.
Agar obat terhindar dari kerusakan oleh enzym dalam saluran gastrointestinal
13.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT PER REKTAL
FAKTOR FISIOLOGIS
FAKTOR FISIKA – KIMIA DARI OBAT DAN BASIS
Rektum mengandung sedikit cairan
pH 7,2
Kapasitas dapar rendah
Keadaan epitel rectum berlipoid (berlemak)
Diutamakan obat yang larut dalam lemak
Kelarutan obat : mudah larut dalam lemak lebih cepat terabsorpsi
Kadar obat dalam basis : kadar obat naik, maka absorpsi obat makin cepat
Ukuran partikel : ukuran partikel mempengaruhi kecepatan larut partikel obat ke cairan rektal
Basis supositoria : obat larut dalam air dan berada dalam basis lemak ,setelah masuk ke dalam rectum, obat akan segera di absorpsi dan aksi kerja awal obat akan segera nyata. Obat larut dalam air dan berada dalam basis larut dalam air, aksi kerja awal obat akan segera nyata bila basis larut dalam air
14.BAHAN DASAR SUPOSITORIA
Bahan dasar supositoria harus mempunyai sifat berikut ini :
1.. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak tetapi melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
Dapat bercampur dengan bermacam – macam obat.
Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan obat.
Kadar air cukup.
Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus jelas.
15.PENGGOLONGAN BAHAN DASAR SUPOSITORIA
Bahan dasar berlemak : Oleum Cacao (lemak coklat)
Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : Gliserin – gelatin, polietilen glikol (PEG)
Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M, misalnya campuran Tween 61 85% dengan gliserin laurat
16.Merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearate, asam palmitat, warna putih kekuningan, padat, berbau seperti coklat, meleleh pada suhu 31 celcius – 34 celsius.
Karena mudah tengik, sebaiknya disimpan dalam wadah / tempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya.
Ol. Cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari bentuk kristalnya karena pemanasan tinggi. Diatas titik leburnya, Ol. Cacao akan memelh sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk kristalnya kembali.
Supositoria dengan bahan dasar Ol. Cacao (lemak coklat)
17.BENTUK – BENTUK KRISTAL OLEUM CACAO
bentuk α (alfa)
bentuk β (beta)
bentuk β stabil (beta stabil)
bentuk ϒ (gamma)
18.Meleleh pada udara yang panas
Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama
Titik leburnya dapat turun atau naik jika ditambahkan bahan tertentu
Adanya sifat polimorfisme
Sering bocor (keluar dari rektum karena mencair) selama pemakaian
Tidak dapat bercampur dengan sekresi
KEBURUKAN OL. CACAO SEBAGAI BAHAN DASAR SUPOSITORIA
19.Supositoria dengan bahan dasar gliserin – gelatin dan polietilenglikol (peg)
KEUNTUNGAN :
Tidak mengiritasi / merangsang
Dapat disimpan diluar lemari es
Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya
Tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak meleleh pada suhu tubuh
Dapat diharpakan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak, lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh
KERUGIAN :
Menarik cairan tubuh dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa yang menyengat
Dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat
Cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang higroskopis yang dapat menyebabkan dehidrasi / iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk melindunginya dari udara lembab supaya terjaga bentuk dan konsistensinya.
20.Bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air, beberapa diantaranya membentuk emulsi tipe A/M.
2. Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair.
3. Berat Supositoria 2,5 gram
BAHAN DASAR LAINNYA
21.METODE PEMBUATAN SUPOSITORIA
Dengan tangan :
Hanya dengan bahan dasar Oleum Cacao.
Dengan mencetak hasil leburan :
Cetakan harus dibasahi dulu dengan paraffin cair
(gliserin – gelatin) kecuali Oleum Cacao dan PEG karena
mengkerut pada proses pendinginan sehingga mudah
terlepas dari cetakan.
Dengan kompresi :
Metode ini proses penuangan, pendinginan dan pelepasan
supositoria dilakukan dengan mesin secara otomatis, dengan
Kapasitas 3500 – 6000 supositoria / jam.
22.PENGEMASAN SUPOSITORIA
Dikemas sedemikian rupa sehingga setiap supositoria terpisah, tidak mudah hancur atau meleleh.
Biasanya dimasukkan dalam wadah aluminium foil atau strip plastic sebanyak 6 – 12 buah untuk kemudian dikemas dalam dus.
Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk.
23.Pemeriksaan mutu supositoria
Penetapan kadar zat aktif, sesuai dengan yang tertera pada etiket.
Tes terhadap titik lebur (Oleum Cacao.
Tes kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan.
Tes waktu hancur (PEG 1000 15 menit, Oleum Cacao dingin 3 menit).
Tes homogenitas.
24.OVULAE / OVULA
Ovula adalah sediaan padat, umumnya berbentuk telur, mudah melemah dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.
Bahan dasar ovula harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh.
Bobot ovula 3 – 6 gram, umumnya 5 gram.
Ovula disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk.